FPIB © All rights reserved
FPIB
  • Home
  • Blog
  • Info
    • Badal Rusum Iqomah
    • Contoh Surat-surat dan Agazah
    • Ijroat Adventure Minhah Khoriji
    • Ijroat Adventure Minhah Dakhili
    • Taqdim Minhah Bu’uts
  • About
Join Grup
FPIB
Join Grup

buutsfpib

24Agu

Madinatul Buuts dan Warna-Warninya yang Melahirkan Energi

Agustus 24, 2021 buutsfpib Info 25

Menjalani keseharian sebagai mahasiswa Universitas Al-Azhar Kairo tentu membuat kita turut menikmati segala hal yang ada pada Mesir.

Pancaindra yang ada pada diri kita pun tidak terlewatkan ikut merasakannya, Telinga kita barangkali tidak lagi asing dengan suara dan bunyi keramaian kota Kairo, bunyi klakson yang menemani tiap perjalanan, bahkan siulan khas ‘Zagrudah” yang disenandungkan penduduk Mesir sebagai bentuk kegembiraan dan sukacita. Hidung kita barangkali tidak lagi asing dengan aroma kota Kairo, termasuk harum wewangi yang menguar dari dupa yang dibakar. Lidah kita barangkali tidak lagi asing dengan kuliner kota Kairo, berbagai sajian murah yang disajikan pedagang ramah, dan kusyari yang oleh mahasiswa seperti saya seringkali dicari-cari. Kulit kita barangkali tidak lagi asing dengan tekstur Kairo, pasir yang sering menyelinap di sandal kita, juga debu yang kerap kali menempel di kulit wajah kita, lembut kasarnya kita cukup mengenalnya. Dan, mata kita pun barangkali tidak lagi asing dengan pemandangan warna-warni Kairo, warna-warni yang barangkali tidak seindah pelangi, tapi cukup membuat kita merindukan Kairo berkali-kali.

Warna Kairo dan Buuts

Di Kairo kita melihat bagaimana warna yang mendominasi Kairo adalah warna coklat muda,  tentu yang paling kentara adalah bangunannya –meskipun tidak jarang mobil-mobil yang terparkir lelap di pinggiran jalan Kairo juga berwarna coklat–  pertama kali menyadari hal itu, saya bertanya kepada diri sendiri, “eh, kok coklat semua ya?”

Selanjutnya muncul beberapa asumsi pribadi yang barangkali berusaha menjawab pertanyaan tadi, barangkali memang ada peraturan dari pemerintah setempat untuk kompak serempak mewarnai seluruh bangunan dengan warna coklat muda, barangkali cat warna coklat muda adalah yang paling murah harganya sekaligus paling mudah dijangkau pengelola bangunan di Kairo, hingga asumsi kalau sebenarnya tidak semua bangunan awalnya berwarna coklat, namun karena badai pasir yang rutin mampir, warna-warna dasar itu kini tertutup warna pasir, coklat muda. Sehingga berbagai asumsi terus bermunculan, tapi rasa-rasanya belum ada yang cukup untuk menjadi jawaban.

Namun untuk semua warna-warna di Kairo, saya belakangan menyadari warna-warni Madinatul Buuts memiliki perbedaan. Bangunan-bangunan di Madinatul Buuts mayoritas berwarna senada yakni warna dominan coklat muda plus dengan sentuhan krem di beberapa bagian, juga di beberapa sudut di antara bangunan-bangunan tersebut, mudah mata kita temukan kaligrafi yang menghias, ditambah dengan warna-warni alami yang diberikan oleh tumbuhan-tumbuhan di taman-taman dan pepohonan yang turut mewarnai Madinatul Buuts, seolah memiliki energi, energi yang menular begitu saya merasakannya. Rasanya mirip dorongan energi yang anda dapatkan dari meminum soda dingin di tengah musim panas Mesir.

            Kekuatan Warna

Pernahkah kalian merasa betapa lebih mudahnya bangun di pagi hari yang cerah dibanding bangun pagi di hari yang mendung?

Pernahkah kalian terpikirkan sesuatu yang sesederhana warna bisa mendatangkan perubahan yang barangkali tidak pernah kita pikirkan sebelumnya?

            Edi Rama memenangkan penghargaan sebagai Wali Kota Terbaik tahun 2004 atas keberhasilannya yang menakjubkan dalam merestorasi Tirana, ibu kota Albania, hanya dalam empat tahun setelah ia terpilih. Tirana yang diwariskan ketika Edi Rama mulai menjabat adalah kota yang hancur akibat puluhan tahun kediktatoran yang menekan, dan kehabisan sumber daya akibat puluhan tahun kekacauan, Tirana telah menjadi surga bagi kriminalitas dan korupsi yang terorganisir sejak 1900-an. Edi Rama ketika itu adalah seorang pejabat yang berpendidikan seniman, dia menggambar sendiri desain pertamanya, memilih warna-warna cerah serta mencolok sebagai pemutus kemurungan dari pemandangan kota. Sebenarnya tidak ada yang berubah di Tirana, kecuali di permukaannya saja, seperti sentuhan warna merah dan kuning, hijau zamrud di sana-sini. Namun hanya dengan itu segalanya berubah, kota itu jadi hidup, bersemangat. Berenergi. Bersukacita.

            Ketika pertama kali membaca cerita tentang Tirana, saya terkesima dengan keajaibannya. Ternyata sesuatu sesederhana warna mampu mendatangkan perubahan yang begitu dramatis. Setelah itu, saya menyadari cerita tersebut selaras dengan pengalaman yang saya alami selama hidup di Kairo dan tinggal di Madinatul Buuts. Kemudian saya memikirikan cerita itu dengan sudut pandang yang saya bagikan di bagian akhir artikel ini.

Kita sering memikirkan energi sebagai sesuatu yang datang dari apa yang kita konsumsi, seperti suntikan tenaga dari kopi atau lapisan gula pada kue. Namun, terkadang energi di sekeliling kita memang memengaruhi energi di dalam kita. Seperti yang dikatakan pelukis jerman, Johannes Itten, “warna adalah bagian kehidupan, karena dunia tanpa warna tampak mati bagi kita.” Inti dari estetika energi adalah getaran yang membuat kita tahu bahwa lingkungan sekitar kita ini hidup dan dapat membantu kita untuk tetap tumbuh.

Meski kita jarang memikirkan hubungan antara warna dan perasaan, rasanya mustahil untuk memisahkan keduanya. Bahkan tidak jarang bahasa kita mempertemukan keduanya. Kita menggambarkan suasana hati kita cerah atau sebaliknya, mendung. Di hari yang sedih, mungkin awan yang gelap menyelubungi kita, atau kita hanya merasa agak kelabu. Dan ketika semuanya berjalan baik-baik saja, kita mengatakan hari kita secerah sinar matahari pagi di permulaan hari. Kita bisa “melihat segala sesuatu dalam cahaya gelap” atau “melihat sisi terangnya”. Meski makna berbagai warna bisa berbeda tergantung budaya, tapi warna cerah adalah sebuah dimensi yang dipahami secara universal sebagai sukacita.

Jika warna-warna terang mengangkat energi kita, tidak mengejutkan bahwa orang-orang bersedia mengeluarkan banyak usaha demi mendapatkan warna cerah yang mereka inginkan. Suku Diyari dari Aborigin Australia dikenal melakukan ziarah tahunan dengan berjalan kaki untuk mengumpulkan pigmen tanah kuning kemerahan dari sebuah tambang di Bookartoo, suatu perjalanan pulang-pergi yang ditempuh barangkali melewati ratusan kilometer. Ada banyak tambang tanah kuning kemerahan di sepanjang area itu, tetapi Suku Diyari menginginkan warna yang paling terang berkilau, untuk digunakan dalam ritual mewarnai tubuh mereka.

Bahkan sekarang ini, warna masih terus menginspirasi perjalanan-perjalanan manusia. Seperti orang-orang melakukan perjalanan puluhan bahkan ratusan kilometer dari Kairo untuk menemukan warna biru laut dan sepaket pemandangan warna-warna suasana pantai yang mereka dambakan. Baru-baru ini saya turut belajar bahwa energi dapat berasal dari hal sesederhana warna-warni yang menghidupkan benda mati, warna-warni yang hangat seolah memancarkan sinar matahari yang kita sukai, dan –mungkin hanya perasaan saya saja—juga sedikit optimisme untuk menjalani hari.(Hilmi Ghifaria/Syariah wal Qonun tk.3)

Read more
22Okt

Kunjungan Panitia Kepengurusan Mahasiswa Baru ke Kantor Pimpinan Tansiq dan Pimpinan Syuun Ta’lim

Oktober 22, 2020 buutsfpib News 24

FPIB – Ketua FPIB dan panitia kepengurusan mahasiswa baru mengunjungi kantor pimpinan tansiq dan pimpinan syuun ta’lim pada Kamis, (22/10) yang bertempat di kawasan Madinatul Bu’uts Islamiyah.

Pada kunjungan tersebut, Khusni Mubarok, selaku Ketua 1 FPIB, mengenalkan ketua panitia kepengurusan mahasiswa baru kepada pimpinan tansiq dan syuun ta’lim agar dapat berkordinasi dalam mengurus mahasiswa baru nantinya.

Kunjungan tersebut disambut dengan tangan terbuka oleh duktur Sayyid Utsman, selaku ketua Tansiq Wafidin, dan dengan senang hati menyambut panitia kepengurusan mahasiswa baru Indonesia.

Pada kesempatan itu, ustad Sayyid Utsman memuji mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Mesir. Menurutnya, mahasiswa adalaha mahasiswa yang cukup baik dan teladan.

Kegiatan selanjutnya adalah mengunjungi duktur Hamid, Ketua Syuun Talim. Beliau mengucapkan rasa terima kasih atas kunjugan tersebut, dan memberikan info mengenai angka mahasiswa Indonesia yang meraih beasiswa.

Read more
20Okt

Perayaan Maulid Nabi Muhammad di Bu’uts Banat

Oktober 20, 2020 buutsfpib News 26
FPIB- Madinatul Bu'uts mengadakan perayaan untuk menyambut maulid Nabi Muhammad pada Senin, (20/10) yang diadakan di Madinatul Bu'uts Banat. Perayaan ini diadakan untuk membangkitkan semangat spiritualitas dengan memperingati kelahiran Nabi Muhammad.
Read more
18Okt

Pengenalan dan Arahan Mengenai Madinatul Bu’uts untuk Pelajar Ma’had

Oktober 18, 2020 buutsfpib News 26

FPIB – Para pelajar Ma’had penerima beasiswa Bu’uts berkumpul pada Minggu, (18/10) di depan Qoah 7 dalam kegiatan pengenalan dan arahan mengenai Madinatul Bu’uts.

Kegiatan yang dimulai dari pukul 19.45 malam hingga 21.00 malam ini, diisi oleh ketua 1 FPIB, Khusni Mubarok. Adapun materi-materi yang disampaikan berupa pengenalan akan sejarah Madinatul Bu’uts dan FPIB.

Selain itu, Khusni Mubarok, tak lupa memberikan pesan-pesan kepada para pelajar baru agar senantiasa bersyukur atas nikmat beasiswa yang telah diperoleh para pelajar, dan juga dapat berkumpul dengan kawan-kawan Indonesia yang terhimpun pada Forum Pelajar Indonesia Bu’uts.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh ketua panitia kepengurusan FPIB untuk menyampaikan perihal berkas-berkas apa saja yang dibutuhkan untuk mencatatkan nama di Ma’had dan Bu’uts, serta arahan mengenai tata cara pengurusan berkas-berkas tersebut.

Para pelajar terlihat khidmat ketika pemateri sedang menyampaikan. Di akhir kegiatan, Khusni Mubarok, selaku ketua 1 FPIB, mengucapkan terima kasih kepada ketua panitia kepengurusan serta kepada para pelajar yang sampai saat ini telah mengikuti arahan-arahan dengan baik. Sebelum berpisah, semua hadirin berfoto.

Read more
21Mar

kegiatan Ziarah ke Makam-makam Masyayikh Azhar

Maret 21, 2020 buutsfpib News 24

Divisi Sosial & Keagamaan FPIB adakan kegiatan ziarah ke makam-makam masyaikh Azhar yang berada di sekitaran Kairo pada Jumat (6/3) di bawah agenda Rihlah Rohani FPIB. Agenda ini dilaksanakan untuk mengingat kembali sosok-sosok yang telah berjasa dalam perkembangan Al-Azhar. Kegiatan yang diikuti oleh 36 peserta ini, dimulai dari jam 1 siang hingga jam 5 sore.

Sebelum memulai ziarah ke makam-makam Masyaikh, para peserta diminta berkumpul di Masjid Sholih Ja’fari, Darassa, dan dilanjutkan berjalanan kaki menuju komplek pemakaman yang berada tidak jauh dari sana.Ada pun makam-makam yang diziarahi adalah makam dari sheikh Bajuri, sheikh Abdullah Syarkowi, sheikh Abduh, sheikh Damanhuri, sheikh Kharasyi dan sheikh lainnya.

Pada kegiatan ini, para peserta dibimbing langsung oleh ustad Syihabussay Bani dan ustad Amirul Mukminin, yang menghetahui banyak perihal ulama-ulama al-Azhar, terkhusus yang berada di komplek pemakaman ini. Antara ustad Syihabussay Bani dan ustad Amirul Mukmin bergantian menjelaskan tentang sejarah tokoh, karya dan kontribusi tokoh terhadap Islam. Wajah-wajah khidmat terlihat dari wajah peserta ketika kedua pembimbing menjelaskan satu persatu tokoh yang sedang diziarahi. Dan tidak lupa, setelah mendengar penjelasan dari pembimbing, para peserta membacakan al-Fatihah dan berdoa.

Ustad Syihabussay Bani, selaku salah satu pembimbng kegiatan ini mengatakan “Bahwa kegiatan ini dilaksanakan, selain untuk mengingat kembali sosok yang telah berjasa bagi al-Azhar, juga agar kawan-kawan peserta dapat menghetahui bahwa hubungan ulama-ulama Indonesia dengan ulama-ulama Al-Azhar sudah terhubung dari beberapa abad lalu. Contohnya adalah sheikh Abdus Somad al-Palembangiy dan sheikh Assad al-Banjariy yang berguru kepada sheikh Abdullah Syarkowi dan sheikh Damanhuri. Dan dari sana, semoga kita dapat meniru beliau-beliau semua.”

Makam terakhir yang diziarahi pada kegiatan kali ini adalah makam Syeikh Muhammad Abduh. Di penutup kegiatan ini, ustad Nur Kholis, selaku ketua FPIB, mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pembimbing dan peserta kegiatan. Kemudian ustad Nur Kholis juga menyampaikan harapannya agar kegiatan seperti ini dapat berjalan terus untuk ke depannya. Kalau diperlukan, menurut Nur Kholis, nantinya FPIB akan membentuk komunitas pecinta ziarah sendiri.

Read more
15Mar

Seminar Online Seputar Beasiswa Al-Azhar

Maret 15, 2020 buutsfpib News 20

Divisi pendidikan FPIB mengadakan seminar online pada Sabtu (15/03) untuk membahas seputar beasiswa Al-Azhar. Seminar online yang berlangsung selama 3 jam ini, diisi langsung oleh peraih beasiswa al-Azhar, ustad Wahyudi Maulana Hilmi (2017), ustadzah Ghina Rifqotul Husna (2018), sebagai narasumber serta ustad Bagas Ade Prakosa (2019), sebagai moderator.  Seminar online yang diadakan via WhatsApp oni diikuti lebih dari 1000 pelajar di Indonesia.

Seminar online ini dibagi menjadi beberapa sesi. Sesi pertama diisi oleh ustad Wahyudi Maulana Hilmi dan membicarakan mengenai kiat-kiat mendapatkan beasiswa al-Azhar dan tentang jalur-jalur ke Mesir selain beasiswa. Sesi kedua diisi oleh ustadzah Ghina Rifqotul Husni dan membicarakan macam-macam jalur beasiswa al-Azhar dan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan beasiswa al-Azhar. Dan sesi terakhir adalah sesi pertanyaan yang dibuka untuk para peserta.

Para peserta tampak antusias akan pemaparan dari para narasumber. Terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diberikan peserta kepada narasumber ketika sesi pertanyaan mulai dibuka. Pertanyaan-pertanyaan seperti jurusan yang paling diminati di al-Azhar, biaya hidup di Mesir serta mengenai kelas bahasa yang akan diikuti setiap mahasiswa sebelum memasuki fase kuliah.

Seminar online ini ditutup dengan permintaan dari ustadz Bagas selaku moderator kepada para peserta untuk mengisi google form. Agar nantinya, para peserta dapat diberikan sertifikat oleh pihak panitia sebagai penanda para peserta pernah mengikuti seminar online ini.

Seluruh peserta mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada para narasumber atas pengalaman yang telah narasumber bagikan kepada para peserta. Dengan diadakannya seminar online ini, para peserta dapat lebih menghetahui hal-ihwal mengenai belajar di Mesir, dan dapat memotivasi dirinya agar dapat menjadi bagian mahasiswa Indonesia di Mesir.

Read more
04Mar

Kunjungan Atase Pendidikan ke Madinatul Bu’uts

Maret 4, 2020 buutsfpib News 21
FPIB – Dalam rangka bertemu dengan Rois Qito Madinatul Buuts, serta menjenguk mahasiswa Indonesia yang berada di Buuts, Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Bambang Suryadi dan beberapa staff KBRI mengunjungi Madinatul Bu’uts pada Minggu (4/10).
Kunjungan Atase Pendidikan Ke Madinatul Bu’uts 1
Kunjungan Atase Pendidikan Ke Madinatul Bu’uts 2
Kunjungan Atase Pendidikan Ke Madinatul Bu’uts3
Kunjungan Atase Pendidikan Ke Madinatul Bu’uts 4
Kunjungan Atase Pendidikan Ke Madinatul Bu’uts 5
Kunjungan Atase Pendidikan Ke Madinatul Bu’uts 6
Read more
21Feb

Program Tahfid di Lingkungan Forum Pelajar Indonesia Bu’uts

Februari 21, 2020 buutsfpib News 19

Cairo, program tahfidz di lingkungan yang telah dicanangkan selama beberapa bulan ke belakang, hari ini pada Kamis (20/02) resmi dimulai. Program yang berada di bawah naungan divisi pendidikan FPIB ini,  Antusiasme terlihat dari banyaknya mahasiswa Indonesia yang mengikuti program ini.

Adapun pembentukan program ini dilakukan untuk menciptakan suasana qurani di lingkungan Buuts. Selain itu, pembentukan program ini juga mendorong kawan-kawan untuk lebih dekat dan lebih mengenal kawan-kawan lainnya, terutama yang sudah Hafidz, dan agar dapat mengambil ilmu dari para Muhafidz.

Setiap peserta program diwajibkan untuk setoran satu halaman perharinya dan tidak ada batas maksimalnya. Nantinya, program ini akan diadakan tiga kali dalam seminggu setelah solat subuh. Tentunya hal ini adalah hal yang baik, dan sesuai dengan misi program ini, yaitu menciptakan muhafidz baru.

Akhmad Yani, selaku ketua program Tahfidz Buuts Indonesia mengatakan “Semoga program ini dapat menjadi wadah yang tepat bagi kawan-kawan Buuts yang ingin menjadi hafidz. Selain itu, saya juga berharap, program ini dapat Istiqomah untuk ke depannya.”

Semoga dengan dimulainya program ini, dapat memberikan keberkahan bagi kawan peserta dan muhafidz. Dan Akhmad Yani berharap, kawan-kawan yang akan mengikuti program ini akan terus bertambah ke depannya.

Read more
21Feb

Memasuki Malam Pertama Pembelajaran Khat, Pengajar Khat FPIB ajarkan Khat Riq’ah

Februari 21, 2020 buutsfpib News 21

Cairo, Komunitas Khattat Buuts Indonesia mengadakan pelatihan perdananya pada Kamis (20/02) di ruang mutholaah gedung Maroghi untuk banin, dan di kamar mutholaah gedung 1 lantai 2 untuk Banat. Adapun pembelajaran khat ini diadakan untuk memfasilitasi warga FPIB untuk mendalami Khat.

Adapun pertama-tama, para pengajar, ustad Kamil Abdullah dan ustad Fajar untuk banin, dan ustadzah Ummu Maghfiroh,  ustadzah Fikriah dan ustadzah Rifka Faizah untuk banat, mengajarkan para peserta untuk menulis khat _riq’ah_ . Khat _riq’ah_ dapat dijadikan sebagai pondasi dasar untuk belajar khat.

Kemudian, para peserta mulai diajarkan cara menulis titik. Meskipun terlihat sederhana, namun titik dalam khat memiliki fungsi yang beragam. “Titik memiliki tiga fungsi, titik sebagai ukuran, titik sebagai geometri, titik sebagai ukuran kemiringan huruf,” ujar ustad Kamil Abdullah di sesi pengajarannya.

Acara yang berlangsung santai tersebut, memiliki dampak positif bagi para pesertanya yang berjumlah 35 orang ini. Para peserta terlihat antusias dan tertantang ketika para pengajar mulai mengajarkan mengenai hal-ihwal kekhattan.

Kegiatan ini ditutup dengan pemberian tugas dari para pengajar kepada peserta tentang apa saja yang sudah dipelajari hari ini. Pemberian tugas itu dilakukan agar para peserta lebih dapat mendalami khat, saat kelas sedang berlangsung atau pun saat kelas sedang tidak berlangsung.

Read more
16Feb

Peresmian Komunitas Khattat Buuts Indonesia

Februari 16, 2020 buutsfpib News 21

Cairo,  Komunitas Khattat Buuts atau Kuttab resmi dibuka oleh ketua 1 Forum Pelajar Indonesia Bu’uts atau FPIB pada Minggu (16/02) di Qoah 7. Peresmian Komunitas Khattat Buuts Indonesia ini dilakukan dalam rangka pemberian fasilitas kepada seluruh warga FPIB yang ingin mendalami ilmu khot.

Khusni Mubarok, selaku ketua 1 FPIB  meresmikan komunitas ini dengan mengajak para peserta untuk membaca alfatihah bersama-sama, sebagai simbol bahwa komunitas ini akan senantiasa diberi keberkahan dan kemudahan dari Allah SWT.

Dalam pesannya, Khusni Mubarok menyampaikan “Malam ini, adalah malam yang bersejarah, dimana kita bersama-sama meletakkan tongkat pertama untuk komunitas ini. Dan saya meyakini, 5 atau 10 tahun ke depan, komunitas ini akan semakin besar.” Tak bisa dipungkiri, bahwa Komunitas Khattat Buuts Indonesia  merupakan komunitas khat pertama mahasiswa Indonesia yang pernah ada di sejarah Buuts. Tak mengherankan pula, komunitas ini disambut dengan tangan terbuka oleh seluruh mahasiswa Buuts Indonesia.

Peresmian yang berlangsung secara santai tersebut, dihadiri juga oleh Nur Cholis, selaku ketua umum, ustad Jalaludin Syaputra L.c, selaku narasumber, serta ustad Muhammad Kamil Abdullah, selaku guru Komunitas Khattat Indonesia Buuts untuk ke depannya. Sama seperti Khusni Mubarok, Nur Cholis, ustad Jalaludin Syaputra L.c dan ustad Muhammad Kamil Abdullah meyakini juga, bahwa komunitas ini adalah komunitas yang penting dan akan berpengaruh besar dalam beberapa tahun ke depan.

Komunitas Khattat Indonesia Buuts resmi dibuka. Semua mahasiswa yang tertarik pada dunia khat dipersilahkan untuk gabung ke komunitas ini, dan memacu dirinya bersama-sama dengan kawan yang memiliki kecenderungan yang sama. Kita tunggu prestasi-prestasi yang akan ditorehkan oleh anggota komunitas ini, yang akan mengharumkan nama Indonesia.

Read more
  • 1…6789
Logo FPIB Kecil Web

FPIB (Forum Pelajar Indonesia Bu’uts) merupakan forum sosial yang mewadahi seluruh pelajar Indonesia yang terdaftar di Madinatul Bu’uts Al Islamiyyah.

FPIB © All rights reserved

Kategori

  • News
  • Info

Info

  • Ijroat Adventure Minhah Dakhili
  • Ijroat Adventure Minhah Khoriji
  • Taqdim Minhah

Tentang Kami

  • About FPIB
  • Kontak