(Edisi Spesial Ramadhan: Milad Al-Azhar ke-1082 Vol. 02)
Telah disyariatkan puasa Ramadhan pada umat Islam selama 1442 tahun, tepatnya pada 10 Sya’ban tahun kedua hijriah. Begitu banyak keutamaan dan keistimewaan bulan Ramadhan yang menjadi berkah bagi tiap individu muslim. Diri yang mampu mengendalikan hawa nafsu, dosa-dosa yang terampuni, pahala yang dilipatkangandakan, juga limpahan berkah lainnya yang kembali kepada pribadi muslim tersebut.
Ramadhan tidak hanya membawa keberkahan bagi individu, namun juga untuk seluruh penjuru dunia. Diantara keberkahan jama’iy tersebut adalah peristiwa yang terjadi pada 361 tahun setelah Nabi Muhammad Saw. berhijrah. Pada tahun tersebut, tepat di hari ketujuh bulan Ramadhan, lahirlah masjid Al-Azhar pada era Dinasti Fathimiyyah. Masjid tersebut kemudian menjadi pusat keilmuan dan penyebaran agama Islam bermadzhab Syi’ah. Hari demi hari berlalu, penguasa berganti, dan era kepemimpinan berubah. Hal tersebut berdampak pula pada peran dan fungsi masjid Al-Azhar sebagai mimbar resmi agama Islam di Mesir. Hingga akhirnya, kini Al-Azhar dikenal sebagai pusat agama dan keilmuan Islam bermadzhab Sunni, bukan lagi Syi’ah.
Masjid Al-Azhar terus berdinamika seiring dengan kemajuan zaman. Terlihat dari perkembangannya yang bermula dari masjid hingga kini terdapat sekolah-sekolah modern, universitas, pusat riset, asrama mahasiswa, perpustakaan, observatorium, dan lembaga-lembaga lainnya. Tentu saja, itu semua masih dalam koridor menyebarkan agama rahmatan lil ‘alamin ke seluruh penjuru dunia.
1082 tahun bukanlah umur yang pendek bagi Al-Azhar. Silih berganti kepemimpinan, hingga kini terhitung 44 sosok Imam Besar Al-Azharyang telah memegang amanah mulia ini. Kesyukuran serta ketakjuban yang luar biasa, Al-Azhar tetap eksis dan memegang peranan penting di berbagai lini, khususnya dalam bidang pendidikan dan penyebaran agama Islam. Al-Azhar juga semakin dikenal dunia dengan konsep wasathiyat al-Islam dan wakafnya yang produktif. Sehingga menarik minat pelajar lokal maupun asing untuk datang menuntut ilmu di bawah naungan masyayikhnya. Terlebih lagi dengan subsidi pendidikan yang begitu besar sehingga para pelajar dapat menuntut ilmu dengan nyaman dan optimal.
Sebuah populasi yang besar, Al-Azhar menelurkan ulama-ulama dan pakar-pakar di berbagai disiplin ilmu. Ketika mereka kembali ke tanah air masing-masing, merekalah yang menjadi penyambung lidah Al-Azhar dalam menyampaikan agama Islam yang wasati dan seluruh ilmu yang mereka dapatkan di Al-Azhar. Hal tersebut merupakan bentuk keberkahan dan keridaan dari Sang Pencipta yang bermula di bulan yang penuh berkah, Ramadhan.
Tentu saja, keberkahan Al-Azhar tidak hanya sampai pada apa yang penulis sampaikan. Melainkan masih banyak lagi yang penulis tidak ketahui akan hal tersebut. Namun, di artikel “Edisi Spesial Ramadhan: Milad Al-Azhar ke-1082”, para penulis sedikit banyak mencoba mengulas Al-Azhar dari berbagai sisi dengan tujuan menjaga dan mempertahankan nilai-nilai Al-Azhar sehingga tetap melekat dalam sanubari para santrinya. Semoga Allah Swt. selalu menjaga Al-Azhar, masyayikhnya, santrinya, pendukungnya, dan semua orang yang terlibat dalam kemajuan ilmu dan agama Islam. Dan semoga Allah meridai usaha para penulis sehingga rampunglah edisi spesial ini.
Selamat menikmati!
Oleh : Nusaibah Masyfu’ah