FPIB © All rights reserved
FPIB
  • Home
  • Blog
  • Info
    • Badal Rusum Iqomah
    • Contoh Surat-surat dan Agazah
    • Ijroat Adventure Minhah Khoriji
    • Ijroat Adventure Minhah Dakhili
    • Taqdim Minhah Bu’uts
  • About
Join Grup
FPIB
Join Grup

Multaqo Tsaqofi di Madinatul Buuts: Syekh Ibrahim Al-Hudhud Bocorkan Cara Mengatur Waktu

Home / Blog / Kabar Azhar / Multaqo Tsaqofi di Madinatul Buuts: Syekh Ibrahim Al-Hudhud Bocorkan Cara Mengatur Waktu

Kairo, FPIB- Selasa (29/11), Hai’ah Kibar Ulama Al-Azhar Al-Syarif (Dewan Senior Ulama Al-Azhar) mengadakan Multaqo Tsaqofi (cultural forum) di Masjid Madinatul Bu’uts. Multaqo tersebut merupakan acara ke-13 yang diadakan oleh Hai’ah Kibar Ulama di berbagai tempat.

Acara ini dihadiri oleh Syekh Ibrahim Al-Hudhud, mantan rektor Universitas Al-Azhar, Syekh Abdul Fattah Al-Awary, mantan dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Al Azhar, Syekh Hasan Sholah Al- Shagir, Sekjen Hai’ah Kibar Ulama, dan beberapa syekh lainnya.

Acara ini diawali dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an oleh imam Masjid Madinatul Bu’uts dan Al-Azhar Asy-Syarif, Syekh Mahmud. Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan Syekh Hasan Al-Shagir.

Syekh Ibrahim Al-Hudhud dalam awal penyampaiannya, mengungkapkan kebahagiaannya dapat duduk di antara ulama faqih dan mufassir, Syekh Hasan Al-Shagir dan Syekh Abdul Fattah Al Awariy. Selanjutnya, beliau menasehati para thalibul ilmi untuk bertakwa dan belajar secara sungguh-sungguh. Sebab dengan ketakwaan itulah, Allah banyak memberikan jalan bagi para penuntut ilmu.

“Supaya kalian saling mengingatkan satu sama lain, bahwa kedatangan kalian di Al-Azhar Al-Syarif adalah sebagai penuntut ilmu,” nasehat beliau.

Kemudian beliau mengajarkan bagaimana cara mengatur waktu di setiap harinya. Dalam nasehatnya, beliau menganjurkan agar setiap penuntut ilmu menggunakan waktunya minimal 8 jam setiap hari untuk membaca buku. Dengan rincian, 6 jam buku diktat dan 2 jam untuk buku bacaan ilmiah. Sisanya, 16 jam, digunakan untuk aktivitas harian. Jika pelajar istiqomah melakukan seperti ini, maka ia akan menjadi mahasiswa serta alumni Al-Azhar yang bernilai saat kembali ke negara asalnya.

Syekh Abdul Fattah Al-Awariy membenarkan nasehat Syekh Ibrahim Al-Hudhud. Beliau menambahkan bahwasanya ilmu dan akhlak adalah dua hal yang tidak boleh terpisahkan. Sebab, ilmu yang menjadi warisan nabi, tidak pantas bagi mereka yang menuntut warisannya tanpa mengikuti kemuliaan akhlaknya.

Beliau juga menyampaikan kisah Imam Syafi’i ketika berada dalam masa kesulitan belajar. Hal itu tidak lain disebabkan karena dosa-dosa kecil yang dilakukannya. Selain itu, beliau menegaskan tentang pentingnya memiliki guru dalam belajar. Bahkan hendaknya seorang penuntut ilmu menjalin hubungan baik dengan para ulama dan jangan sampai ada niat untuk meninggalkan mereka.

Reporter: Fatias dan Awwabin

Editor: Nusaibah Masyfu’ah

14
Like this pos

Recent posts

SPAT 2022: SPAT Terakhir Dalam Sejarah FPIB

Multaqo Tsaqofi di Madinatul Buuts: Syekh Ibrahim Al-Hudhud Bocorkan Cara Mengatur Waktu

Seminar Metodologi Penelitian Karya Ilmiah, Peserta Minta Tambahan Waktu

Kategori

  • Info (23)
  • Kabar Azhar (10)
  • Khazanah Islam (10)
  • Madinatul Bu'uts (5)
  • News (26)
  • Previous PosSeminar Metodologi Penelitian Karya Ilmiah, Peserta Minta Tambahan Waktu
  • Next PosSPAT 2022: SPAT Terakhir Dalam Sejarah FPIB

Related Posts

Tinggalkan Balasan (Cancel reply)

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*

Logo FPIB Kecil Web

FPIB (Forum Pelajar Indonesia Bu’uts) merupakan forum sosial yang mewadahi seluruh pelajar Indonesia yang terdaftar di Madinatul Bu’uts Al Islamiyyah.

FPIB © All rights reserved

Kategori

  • News
  • Info

Info

  • Ijroat Adventure Minhah Dakhili
  • Ijroat Adventure Minhah Khoriji
  • Taqdim Minhah

Tentang Kami

  • About FPIB
  • Kontak
Copy