Inilah Cara Masisir Merayakan Ramadhan
oleh: Amiruddary Nur Mustofa
Sebagai seorang muslim, tentunya kita menyambut dengan gembira atas datangnya bulan suci Ramadan. Bulan yang penuh rahmat dan ampunan ini merupakan kesempatan emas bagi orang-orang untuk menjalaninya dengan berbagai cara. Masyarakat Indonesia -seperti yang kita ketahui- menjalani ibadah Ramadan ini dengan segala tradisi dan amalannya. Sekarang, marilah kita menengok: bagaimana cara orang Indonesia melewati Ramadan di luar negeri?
Ramadan di Mesir tentunya mempunyai suasana yang berbeda dengan Ramadan di Indonesia. Masyarakat Indonesia yang mayoritas merupakan pelajar dan mahasiswa di Al-Azhar dikenal sebagai salah satu yang terbesar jumlahnya di antara pelajar asing lain. Sebagai orang Indonesia di Mesir, kami, para mahasiswa yang biasanya juga disebut sebagai ‘Masisir’ ini mempunyai cara untuk menjalani Ramadan di Mesir. Ada beragam hal yang bisa ditemui oleh Masisir di sini.
Penasaran? Inilah ragam kegiatan kami selama bulan Ramadan:
- Ngaji
Mesir terkenal sebagai kiblat bagi para penuntut ilmu. Saat Ramadan tiba, beberapa pengajian memang diliburkan dan dilanjutkan setelah Ramadan berakhir.
Apakah artinya tempat-tempat pengajian menjadi sepi?Oh, tidak!
Kegiatan pengajian dan talaqqi tidak serta-merta menurun begitu saja. Bahkan, berbagai tempat mengadakan pengajian yang dikhususkan di bulan Ramadan ini. Biasanya, pengajian-pengajian ini memfokuskan kepada kajian hadis, sirah, dan tasawuf.
Selain itu, ada pula beberapa majelis peringatan hari-hari tertentu, seperti majelis peringatan Nuzulul Quran atau peringatan perang 10 Ramadan (perang Mesir melawan Israel). Biasanya, majelis ini diadakan di Masjid Al-Azhar setelah salat Tarawih.
- Berburu Ma’idah
Salah satu kebiasaan orang Mesir yang terkenal di bulan Ramadan adalah memberi makan dan minum orang-orang yang berbuka puasa. Biasanya disebut juga dengan Maidatu-l Rahman. Berbagai kalangan dari berbagai tempat mengadakan acara buka puasa bersama setiap hari, dengan menu makanan yang beraneka ragam pula.
Inilah yang dicari oleh para mahasiswa: “Menu Berbuka, dengan Percuma!” Biasanya, kami mulai keluar dari rumah setelah shalat Ashar dan mulai berburu dan mencari tempat yang menyediakan Maidatu-l Rahman ini. Kami saling bertukar informasi mengenai tempat yang menyediakan menu berbuka gratis, plus lokasi dan menu yang disediakan. Tak jarang dari kami yang berpindah-pindah tempat berbuka setiap harinya.
- Tarling
Kairo terkenal sebagai ‘Kota Seribu Menara’. Bila kalian keluar dari kamar dan berkeliling kota, kalian akan menemukan pemandangan menara-menara yang menghiasi kota. Sejak awal mula Islam berkembang di Mesir, masjid-masjid yang besar dan indah dibangun di seluruh penjuru kota. Banyak dari masjid-masjid ini yang menjadi warisan: sebagai saksi kejayaan Islam di masa lampau.
Beberapa dari kami memiliki kebiasaan yang sulit dicari di tempat lain: “Tarling!”.“Tarling” atau “Tarawih Keliling” biasanya kami adakan setiap malam, selama bulan Ramadan. Kami berkeliling dari satu masjid ke masjid lainnya dan merasakan bagaimana salat Tarawih diadakan di sana. Tujuan dari tarling ini beraneka macam: ada yang memang ingin merasakan suasana yang berbeda di setiap salat Tarawih, ada yang ingin beribadah sekaligus wisata sejarah, dan lain-lain.
Nah, itulah aneka ragam kegiatan Masisir selama bulan Ramadan berlangsung. Sebenarnya, masih banyak lagi kegiatan-kegiatan Masisir yang lainnya selain tiga hal yang ada di atas. Tentunya, di bulan Ramadan ini kami juga memperbanyak ibadah dan amalan-amalan kebaikan sebagaimana yang dianjurkan oleh para guru dan masyayikh kami.
Semoga amal ibadah kita diterima dan ketakwaan kita bertambah di Ramadan kali ini. Amin.
editor: Muhammad Aulia Rozaq